Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau
(Lukas 13 : 31)
Memberikan sebuah nasihat adalah hal yang
baik. Namun, nasihat yang baik terkadang tidak disertai oleh maksud hati yang
baik, atau dengan tujuan yang baik. Itulah yang dilakukan oleh beberapa orang
Farisi terhadap Yesus.
Membaca dan merenungkan kata-kata
beberapa orang Farisi Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes
hendak membunuh Engkau (Luk 13:31) ini muncul sebuah pertanyaan:
Mengapa mereka berkata begitu kepada Yesus? Apakah mereka datang kepada Yesus
dalam kapasitas sebagai utusan-utusan Herodes? Apakah mereka bermaksud mengusir
Yesus dari wilayah kekuasaan Herodes Antipas? Atau ini malah merupakan sebuah
nasihat baik atau peringatan mereka kepada Yesus, yang disampaikan demi
keselamatan-Nya?
Apa pun maksud hati orang-orang Farisi
dengan berkata begitu, Yesus tidak gentar sedikit pun. Yesus bukan seorang
penakut. Ia bukan seorang yang ciut nyali-Nya. Ia bukan tipe orang yang mau
didikte orang. Sebab, ketaatan mutlak hanya Dia berikan kepada Bapa-Nya. Oleh
karena itu, kepada mereka Yesus balik berkata, Pergilah, dan
katakanlah kepada si serigala itu, ‘Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang
pada hari ini dan esok dan pada hari ketiga Aku akan selesai. Tetapi hari ini
dan esok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya
seorang nabi dibunuh di luar Yerusalem (Luk 13:32-33).
Kita perlu mencermati kata-kata Yesus ini
dan merenungkannya. Pertama, Yesus diminta atau dinasihati supaya
pergi dari wilayah Galilea dan Yesus pun ganti minta kepada mereka supaya
pergi. Yesus minta atau menyuruh mereka supaya pergi, seolah-olah mereka adalah
utusan-Nya. Yesus adalah seorang yang punya prinsip. Ia tidak mau didikte oleh
siapa pun, apalagi oleh orang-orang Farisi dan para ahli Taurat Yahudi.
Kedua, Yesus menyebut Herodes Antipas sebagai
“si serigala”. Serigala adalah lambang sebuah kelicikan yang keji. Selain itu,
serigala juga dilukiskan sebagai makhluk yang tak berarti, apalagi jika
diperlawankan dengan singa yang selalu tampil gagah, penuh wibawa dan perkasa.
Serigala tidak ada apa-apanya. Artinya, Yesus tidak takut sedikit pun dengan
ancaman Herodes Antipas.
Ketiga, Yesus merangkum seluruh karya-Nya dalam
dua kalimat singkat: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang pada
hari ini dan esok dan pada hari ketiga Aku akan selesai. Tetapi hari ini dan
esok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya
seorang nabi dibunuh di luar Yerusalem. Tindakan pengusiran setan
dipandang oleh Yesus sebagai bukti akan hadirnya Kerajaan Allah di tengah
bangsa Yahudi (bdk. Luk 11:20). Demikian juga dengan tindakan-Nya dalam
menyembuhkan semua orang yang dikuasai iblis. Allah menyertai Dia (bdk. Kis
10:38). Seluruh hidup, perjalanan dan karya Yesus dinaungi oleh Allah sendiri.
Keempat, Yesus mengatakan bahwa Ia mengusir
setan dan menyembuhkan orang pada hari ini dan esok. Maksud-Nya, karya Yesus
tidak berlangsung lama. Jadi, kalau Ia kini meninggalkan wilayah Galilea, bukan
karena Ia merasa terancam oleh Herodes Antipas atau karena takut kepadanya,
tetapi karena tidak lama lagi karya-Nya akan selesai. Ia sadar betul akan
nasib-Nya yang akan segera digenapi: Kematian demi pengampunan dosa manusia
(bdk. Mat 1:21; Ef 1:7). Dengan demikian, akan tergenapilah sejarah keselamatan
bagi umat manusia.
Kelima, Yesus menegaskan Diri-Nya sebagai
seorang nabi. Penginjil Lukas cukup sering menampilkan sosok Yesus sebagai
seorang nabi (lih. Luk 7:16, 39; 24:19; Kis 3:22-26; 7:37). Tidaklah
semestinya seorang nabi dibunuh di luar Yerusalem, kata Yesus. Ia sadar
bahwa Kota Yerusalemlah tujuan perjalanan-Nya dan di sanalah tempat
kematian-Nya. Di sanalah tempat Dia menyelesaikan pekerjaan-Nya. Di sanalah
tempat Dia menyelesaikan seluruh kehendak Bapa-Nya: Lewat jalan kematian,
dibunuh. Ia adalahs eorang nabi yang pemberani. Ia tidak takut mati. Ia berani
mati asal orang-orang berdosa beroleh hidup oleh darah-Nya.
Seluruh hidup dan karya pelayanan Yesus
dilakukan dalam ketaatan kepada Bapa yang mengutus-Nya ke dunia. Makananku
ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya,
kata Yesus dalam Yoh 4:34. Inilah ketaatan Yesus. Setiap murid Yesus mesti
belajar dari pada-Nya: Taat kepada kehendak Bapa dan tidak gentar akan derita
yang akan menimpa Diri-Nya. Amin. (SAK)
Doa :
Terima kasih untuk teladan yang ENGKAU
berikan kepada kami, ajar untuk kami juga melakukan kehendakMu Tuhan. Amin.