Ia-lah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ia-lah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu ( Kolose 1: 18)
Bacaan:
Kejadian 25:19-28
Mazmur
113
Kolose
1: 15-20
Menjadi
anak sulung ada enak dan tidak enaknya. Sebagai anak sulung, ia menjadi
kebanggaan dari orangtuanya. Apa yang dikerjakan oleh si sulung senantiasa
mendapat perhatian dari orangtuanya.
Bagaimana
sekolahnya, bekerjanya atau keluarganya. Orangtua senantiasa menceritakan
tentang si sulung kepadabanyak orang. Demikian juga bagi adik adiknya, si sulung selalu menjadi
teladan.
Itu
seperti kakak, contoh kakakmu dan masih banyak lagi ungkapan orangtua tentang
si sulung bagi adik adiknya.Sebagai yang disoroti, dijadikan teladan tentu
tidak mudah untuk menjalani.
Dari
kecil ia sudah mendapat tuntutan yang lebih dibanding yang lain. Bahkan
terkadang hidupnya sudah diatur sedemikian rupa oleh orangtua. Ia harus menjadi pibadi yang memuaskan
keinginan orangtua dan menjadi kebanggaannya.
Karena
itu, si sulung berupaya lebih dan lebih karena ia menjadi teladan bagi adik
adiknya.
Tuhan
Yesus adalah Anak Sulung, Ia adalah kepala tubuh yaitu jemaat. Sebagai Anak
sulung Allah, Tuhan Yesus menjadi teladan bagi semua bangsa. Pengorbanan yang
dilakukan olehNya mendamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya. Melalui salib
dilaluinya karya penyelamatan umat manusia.
Manusia
terperosok dalam dosa beroleh anugerah penyelamatan oleh karenaNya. Sebagai
yang Sulung, Ia tak bercacat, Ia sempurna.Karya-Nya yang nyata yang dirasakan
oleh umat manusia.
Karenanya
pujian kemuliaan diagungkan baginya. Sebagaimana diungkapkan dalam Mazmur 113,
pujian kepadanya dan nama-Nya dimasyurkan. Karya penyelamatan-Nya begitu mulia.
Ia
yang hadir dalam rupa manusia , Ia yang merendahkan diri sedemikian rupa. Itu
semua dilakukan karena kasih dan cinta-Nya pada ciptaan-Nya. Semua itu agar
manusia yang hina diangkat begitu mulia.
Betapa
mulianya kita sebagai yang kemudian dengan melihat Anak Sulung Allah dalam
karya-Nya. Teladan sudah diberikan, pengorbanan telah dinyatakan. Langkah kita
kedepan hanya tertuju pada-Nya, kita akan meniti turut dalam langkah langkah
ajaib-Nya.
Kiranya
Tuhan memampukan kita untuk terus fokus memandang Dia dan mengikutnya.