Slide Show

Sabtu, 30 November 2024

You're not in the driver's seat ; I am

Nats Bacaan : 
Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya TUHAN, tunjukkanlah itu kepadaku.
Mazmur 25:4 




Bulan Juli 2022, Tuhan memberkati kami menjadi sepasang suami istri yang siap untuk hidup berumah tangga. Bagi pasangan suami istri, hal yang paling ditunggu adalah adanya sang buah hati. Tak lama setelah pernikahan kami, istri dinyatakan hamil. Sebagai pasangan muda, kehamilan istri menjadi kado terindah. Dua bulan berjalan, dokter menyatakan bahwa kehamilannya Blighted ovum (kehamilan kosong) dan akhirnya harus menjalani kuret. belum ada setahun, kami diberikan kesempatan kembali. Namun, kehamilan kedua ini dokter menyatakan hamil anggur dan kembali harus ada Tindakan kuret. Kuret yang dilakukan kedua ini cukup membuat trauma, hal ini dikarenakan harus ada kuret lanjutan untuk memastikan Rahim benar – benar bersih. Sedih dan trauma rasanya tidak akan hilang secepat membalikan tangan. Dengan adanya keguguran berulang yang dialami, membuat kami harus menunda kehamilan hingga 1 tahun untuk memastikan semua baik-baik saja dan trauma mulai menghilang.

Terkadang, Tuhan memang mengizinkan segala sesuatu terjadi pada kehidupan anaknya. Hal baik, tantangan dan rintangan semua tidak terjadi secara kebetulan, melainkan semua sudah Tuhan siapkan bagi anak-anaknya. Ketika hal baik itu datang, pasti kita akan mengucap syukur. Namun, bagimana jika hal kurang baik itu datang, apakah kita akan kecewa? Bertanya – tanya mengapa ini terjadi?

Mazmur 25 : 4 mengisahkan Raja Daud yang berdoa kepada Tuhan untuk menunjukkan jalan Tuhan. Doa memohon Tuhan memberitahukan jalan yang harus kita tempuh, lebih baik dari pada sekedar bertanya “mengapa ini terjadi?”. Tuhan sudah menyiapkan segalanya yang terbaik bagi kehidupan kita, bagi masa depan kita. Tuhan memberikan segalanya tepat pada waktuNya. Ada hal baik yang Tuhan berikan. Mungkin saat ini, kita yang menginginkan keturunan, mengalami keguguran, atau keturunan belum juga Tuhan berikan, mendorong kita untuk menjadi khawatir dan menjadi overthinking.

Berkat Tuhan tidak hanya dengan keturunan, namun ada begitu banyak berkat lain yang Tuhan berikan. Coba sejenak kita lihat sekeliling, apa yang Tuhan berikan kepada kita meskipun tak kita minta, namun itu sangat berguna bagi kita. Udara yang sejuk, teman yang baik, pekerjaan yang kita jalani, lingkungan yang nyaman, keluarga penuh damai sejahtera dan banyak lagi yang Tuhan berikan kepada kita.

Sebagai pengingat kita untuk tetap bersemangat dalam menjalani kehidupan, Tuhan mengingatkan melalui 

Matius 16 : 24  “Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya  dan mengikut Aku”

Jika kita lihat pada versi Bahasa inggris The Message

Matius 16 : 24 “ Then Jesus went to work on his disciples. "Anyone who intends to come with me has to let me lead. You're not in the driver's seat; I am. Don't run from suffering; embrace it. Follow me and I'll show you how.

Tuhan berkata You're not in the driver's seat; I am (Anda tidak berada di kursi pengemudi; Sayalah).

Tuhan sang driver, Dialah yang lebih tahu jalan mana yang harus kita tempuh. Tuhan kita sang Raja, Percaya, dan jalani dengan penuh iman, berkat Tuhan selalu ada untuk kita. ---Habs---


Rabu, 27 November 2024

Ingatlah Selalu Kebaikan Allah


"Hanya Engkau adalah TUHAN! Engkau telah menjadikan langit, ya langit segala langit dengan segala bala tentaranya, dan bumi dengan segala yang ada di atasnya, dan laut dengan segala yang ada di dalamnya. Engkau memberi hidup kepada semuanya itu dan bala tentara langit sujud menyembah kepada-Mu. Nehemia 9:6-15

 Otak manusia itu sungguh menakjubkan. Menurut penelitian, otak manusia itu bisa menyimpan data sebesar 2,5 petabyte atau setara dengan 2.500.000 gigabyte, atau dengan ketahanan TV selama 300 tahun. Luar biasa bukan? Tetapi, mengapa seiring berjalannya waktu dan usia, kita banyak lupa? Mungkin karena memori jangka pendek kita lebih terbatas ketimbang memori jangka panjang.

Oleh sebab itu, kita perlu melatih kembali cara kerja otak kita agar tidak mudah lupa. Salah satunya dengan mengingat. Saat kita mencoba untuk mengingat, kita sedang melatih otak agar bekerja dengan memberitahukan bahwa informasi ini penting, dan harus disimpan.

Bahkan lebih lanjut, memori otak itu terbentuk sejak usia kehamilan 4 bulan di dalam rahim, yang dikenal sebagai memori prenatal atau fetus.

Nehemia menuliskan sebuah peristiwa untuk mengajak umat membuka kembali ingatan pada masa lampau. Saat itu situasi umat sedang merendahkan diri.

Mereka berpuasa, mengenakan kain kabung, dan menaburkan tanah di atas kepala sebagai tanda penyesalan dosa (ayat 1). Umat diajak untuk tidak melupakan kebaikan Allah di masa lampau dari generasi ke generasi, dimulai dari kisah penciptaan dimana Allah memberikan hidup untuk semua makhluk (ayat. 6).

Perjanjian yang diadakan antara Allah dan nenek moyang mereka, yaitu Abraham (ayat. 7-8); peristiwa keluarnya bangsa Israel dari tanah perbudakan di Mesir, serta penyertaan Allah selama mengembara di padang gurun (ayat: 9-12).Pengajaran yang diberikan melalui hukum-hukum-Nya (ayat :13-14), hingga pemeliharaan Allah melalui kebutuhan jasmani saat di padang gurun (ayat: 15).

Melalui ingatan ini, umat dituntun untuk menyadari siapakah diri mereka di hadapan Allah, mengakui dosa dan kesalahan, serta bisa memperbaharui komitmen iman di hadapan Allah.

Kita juga perlu mengingat akan kebaikan Allah sepanjang hidup. Hal-hal apa saja yang dapat kita ingat, sehingga kita semakin bersyukur, tidak hanya keselamatan yang sudah kita terima melalui Yesus Kristus Tuhan. Melainkan mulai mengingat dari hal-hal kecil yang sederhana, agar iman kita diperbaharui setiap waktu, semakin bertambah kuat dan teguh dalam mengikuti-Nya.ge2

 Doa: Ajarlah aku mengingat segala kebaikan-Mu, ya Tuhan.

 

 

 

MENCINTAI TUHAN

Nats Bacaan :
Ya Allah, Engkaulah Allahku, pagi-pagi aku mencari Engkau, jiwaku haus kepadaMu, tubuhku letih merindukan Engkau, seperti tanah yang kering dan kehausan, tiada berair 
(Mazmur 63:2)




        Manusia adalah makhluk yang memiliki pribadi, artinya ia memiliki pikiran, perasaan dan kehendak. Cinta merupakan salah satu bagian dari perasaan. Ketika kita mencintai seseorang, tentu kita juga rindu untuk selalu bersama-sama dengan orang yang kita cintai. Rasa rindu hanya dapat lahir apabila ada rasa cinta yang tulus. Dalam hubungannya dengan Tuhan, pemazmur mengajarkan suatu sikap hati yang berkenan di hadapan Tuhan yaitu kerinduan yang tulus kepadaNya. Pemazmur memberi sebuah gambaran tentang kerinduan betapa jiwanya sungguh haus akan Tuhan, ia katakan “jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup”. Bahkan karena rasa rindunya yang begitu mendalam ia melanjutkan dengan kalimat. “Bilakah aku boleh datang melihat Allah?” Tidak sedikitpun tersirat kerinduannya akan dunia ini. Olehnya sebagai orang percaya kita harus terus mengoreksi akan kerinduan hati kita saat ini, apakah jiwa kita masih memiliki rasa haus kepada Allah atau sebaliknya kita lebih merindukan kesenangan dunia.

        Apakah kita mencintai Tuhan dengan tulus? Sesungguhnya Tuhan yang lebih dulu mencintai kita dan cintaNya itu abadi. Maka sudah sepantasnya kita mencintaiNya juga dengan sepenuh hati. Kita juga harus menyadari bahwa kita tidak dapat hidup tanpa Tuhan, maka kita sangat membutuhkanNya. Mencintai Tuhan berarti memberikan segenap keberadaan hidup kita untuk dikuasahi dan dipimpin oleh Roh Tuhan, berjalan bersama Tuhan setiap hari, memikirkan jalan-jalanNya, tunduk pada kehendakNya, taat melakukan firmanNya, memegang teguh janjiNya dan rela dibentuk oleh Tuhan.

        Marilah kita wujudkan kasih kita kepada Allah dengan mentaati perintah-perintahNya. Dan bagi orang yang mengasihiNya, Tuhan Yesus menjanjikan bahwa mereka akan mengalami kasih Allah lebih dalam lagi, mengenal diriNya lebih dalam lagi dan selalu merasakan penyertaanNya. Amiin. (SEM)

Doa : 
Bapa mampukan kami untuk selalu mentaati segala perintahMu, agar kami pantas disebut anak-anakMu. Amiin.


Selasa, 26 November 2024

TETAP SETIA DALAM PERJALANAN HIDUP

 Bacaan: I Samuel 17:55-18:5, Mazmur 63, Wahyu 11:15-19

Ayat Nats: "Sebab kasih setia-Mu lebih baik daripada hidup; 

bibirku akan memegahkan Engkau." (Mazmur 63:4)





Dalam hidup, kita sering menghadapi tantangan yang menuntut keberanian, kerendahan hati, dan kesetiaan. Seperti Daud yang dipilih Allah meski masih sangat muda, kita pun dipanggil untuk tetap setia kepada-Nya dalam segala hal, baik besar maupun kecil. Ketika Daud melawan Goliat, ia tahu bahwa kekuatannya bukan berasal dari dirinya sendiri tetapi dari Allah. Begitu juga ketika ia berada di padang gurun, dikejar-kejar oleh musuh, ia tetap menyembah dan mencari Allah, sebab Daud percaya bahwa Allah berkuasa atas hidupnya.


Bacaan dari Wahyu 11:15-19 menunjukkan kepada kita gambaran akhir dari perjalanan iman, di mana semua bangsa akan tunduk di bawah kerajaan Allah yang kekal. Di sana, mereka yang setia akan menerima upah mereka dan bersukacita di hadapan Allah yang memerintah selamanya. Ini mengingatkan kita dalam kesetiaan kita sekarang, bahwa Allah sudah merencanakan kemenangan yang pasti.


Bayangkan seorang anak kecil yang mendaki gunung bersama ayahnya. Setiap kali melewati bagian curam dan ia merasa lelah juga ragu, ayahnya memegang tangannya, menyemangatinya, dan meyakinkannya bahwa pemandangan di puncak nanti sangatlah indah. Sang anak memang belum bisa melihat puncak itu, namun perkataan ayahnya telah menyemangatinya dan ia melangkah terus.


Begitulah hidup kita sebagai orang percaya. Allah memegang tangan kita di tengah segala ketidakpastian. Kita mungkin tidak selalu bisa melihat “puncak yang indah” itu, tetapi kita bisa percaya bahwa Allah yang berkuasa, akan menuntun kita hingga akhir. (DS)

 

Doa: Ya Tuhan, kami bersyukur untuk kasih setia-Mu yang lebih baik daripada hidup. Ajari kami untuk tetap setia dalam perjalanan kami, baik dalam suka maupun duka. Kuatkan kami dengan keberanian seperti Daud, dan jadikan kami umat yang percaya bahwa Engkau adalah Tuhan yang berkuasa atas segalanya. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin. 


Minggu, 24 November 2024

OKE TUHAN, SIAP !


Nats Bacaan :
Jawab Yesus: "Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.” (Yoh 18:37)


Raja dalam makna umum bisa digambarkan sebagai seseorang yang memiliki otoritas penuh untuk mengatur dan menguasai secara mutlak. Kita sering menjumpai bagaimana seorang raja diperlakukan sangat istimewa, bahkan cenderung ditakuti oleh rakyatnya. Ketika seorang raja berkehendak hampir selalu para rakyat berusaha sekeras mungkin untuk bisa memenuhinya. Semata-mata karena sang raja yang menghendaki/menginginkannya.
 
Mari kita lihat Yesus. Raja diatas segala raja. Yesus lebih besar dari apapun! Masalah kita, pergumulan kita, ketakutan kita, impian-impian kita, semua yang kita anggap besar dan luar biasa, masih kalah besar dengan Yesus Raja kita. Yesus, Dia menguasai hidup kita dengan cara yang unik, yaitu Kasih. Saat Yesus ijinkan kita lewati kekelaman dalam hidup pun, dengan penuh kasih, Dia tetap bersama kita.
 
Apa yang Raja kita bisa lakukan? Semuanya. Hal yang mustahil pun Yesus lakukan. Ijinkan Yesus selamanya memerintah dalam kehidupan kita. Jangan jadikan Yesus sebagai ‘ban serep’ yang hanya kita panggil saat keadaan urgent saja, dan selebihnya hanya diri kita dan kemauan kita yang berkuasa. Serahkan sepenuhnya pada Yesus. Ndak usah ngotot.
 
Oke Tuhan, Siap!

Respon ini menandakan bahwa segala yang Tuhan ijinkan terjadi atas hidup kita akan kita lewati dengan penuh sukacita dan kemantapan hati.
 
Mari kita lepaskan ego, biarkan Yesus yang atur dan arahkan hidup kita. Manut saja, karena Yesus tidak akan pernah membawa kita kepada kehancuran. Percaya dan ikuti rancanganNya yang penuh damai sejahtera. Karena Dialah Raja kita. Tuhan Yesus Memberkati. (Aw)
 
DOA:
Tuhan, kami mau sepenuhnya percaya pada tuntunanMu atas hidup kami karena Engkaulah Raja kami. Berkaryalah dalam hidup kami selamanya. Amin.


Jumat, 22 November 2024

Pilihan Hidup

 

Jika anak-anakmu berpegang pada perjanjian-Ku,  dan pada peraturan-peraturan-Ku yang Kuajarkan kepada mereka, maka anak-anak mereka selama-lamanya akan duduk di atas takhtamu.( Mazmur132;1-12)

 2 Raja-raja 23:1-14; Mazmur132;1-12; Yohanes 3:31-36

 

Setiap orang butuh makan untuk tetap hidup. Pada masa sekarang ada banyak pilihan makanan yang diolah sedemikian menarik bagi kita. Melihat anak cucu jajan makanan yang beraneka ragam, bahkan anak anak sekarang tak mau lagi makan yang sama dalam satu hari. Jauh berbeda dengan zaman orang tua dahulu, dapat makan tiga kali sehari saja sudah bersyukur. Anak anak cenderung memilih makanan yang mereka senangi, masalah kandungan gizi kadang diabaikan.

Orangtua memilih makanan yang sehat, tak sekedar bergizi namun juga yang tidak mengganggu kesehatannya. Kita diperhadapkan pada pilihan, apa yang akan kita makan? Baik, sehat, berguna atau tidak merupakan pilihan kita. Hidup ini memang diperhadapkan pada berbagai pilihan, apa pilihan kita?

Tuhan Yesus mengungkapkan “ barangsiapa percaya pada Anak, ia kan beroleh hidup yang kekal”. Dalam pilihan hidup kita, Tuhan Yesus sudah menunjukkan kepada kita mana yang harus kita pilih. Namun godaan yang menarik, terlihat indah menawan seringkali menjadikan kita lalai bahkan meninggalkan percaya kita. Atau acapkali menganggap bahwa semua sama, seperti anak anak yang merasa semua makanan sama, asal menarik dimakan. Tuntunan sudah diberikan, namun ternyata seringkali diabaikan. Sebenarnya apa yang kita cari dan kita kejar didunia ini?

Bangsa Israel pernah terperosok dalam perjalanan hidup mereka. Bangsa ini memilih hidup dengan menyembah dewa-dewa dan meninggalkan Tuhan Allah. Raja Yosia menyadari akan pilihan yang salah yang telah diambil bangsanya. Raja Yosia kemudian mengajak umat untuk berbalik kepada Tuhan Allah.

 Ia memerintahkan untuk menghancurkan dewa dewa dan menajiskan tempat tempat penyembahan berhala. Raja Yosia membuat pilihan baru untuk hidup takut akan Tuhan. Ia mengajak masyarakat untuk kembali menyembah pada Tuhan Allah dan hidup benar sesuai dengan ketetapan dan peraturanNya.

Tuhan Allahpun menjanjikan kepada Raja Daud dalam Mazmur 132 bahwa keturunannya akan duduk ditakhta selama-lamanya. Janji ini dengan syarat bahwa keturunan Raja Daud tersebut harus berpegang pada perjanjian dan peraturan peraturan Tuhan Allah.

 Tuntunan diberikan, namun pilihan ada pada diri kita. Bersama melihat hidup yang telah dijalani, sudahkah kita memilih dengan benar? Atau selama ini kita asal melangkah tanpa peduli atas segala tuntunan dan petunjuk-Nya?

 Manusia sering kali menganggap bahwa semua pilihan itu baik. Sementara pilihan kita akan membawa dampak bagi diri kita dan juga bagi orang –orang disekitar kita. Supaya tak salah pilih, maka dengarkan dan ikuti setiap tuntunan-Nya,

Ia sudah menunjukkan bagi kita jalan yang harus kita pilih. Karena itu pilihlah yang benar, ikuti perintah dan tuntunanNya.

Rabu, 20 November 2024

AMAN DALAM PERLINDUNGAN TUHAN

Bacaan : Mazmur 3 : 1-9


 

Pasal ini berbicara tentang nyanyian Daud yang ditulis ketika dia melarikan diri dari Absalom, anaknya. Dalam nyanyian ini Daud mengungkapkan bahwa meskipun banyak musuh yang bangkit melawan dia dan mengatakan bahwa tidak ada pertolongan dalam Allah baginya, tetapi Tuhan adalah perisai yang melindungi-Nya, kemuliaan-Nya, dan yang mengangkat kepalanya. Daud memanggil TUHAN dan Dia menjawab dari gunung-Nya yang kudus. Dalam keadaan tidur dan bangun, Daud tidak takut terhadap ribuan orang yang bersiap di sekelilingnya. Daud memohon kepada TUHAN untuk bangkit dan menyelamatkannya, karena TUHAN telah memukul musuh-musuhnya dan meremukkan gigi orang fasik. Daud menyatakan bahwa keselamatan adalah milik TUHAN dan berkat-Nya ada pada umat-Nya.

Oleh sebab itu dalam kehidupan orang percaya yang diberkati Tuhan tidak berarti tidak punya masalah. Daudpun orang yang sangat dikasihi Tuhan, ternyata banyak masalah juga. Daud menghadapi banyak musuh, yang bangkit melawan dirinya. Meskipun begitu, Tuhan adalah sandaran dan tidak takut terhadap musuh-musuhnya. Begitu pula setiap orang percaya bisa berdoa seperti Daud dalam segala bentuk kesedihan, tekanan, yang kita alami baik  berasal dari dalam diri kita maupun dari luar, atau gabungan dari dua-duanya. Kitapun bisa lebih yakin daripada Duad, kita akan tetap selalu memuji dan memuliakan Tuhan dalam segala situasi dan kondisi.

Dengan demikian kita yakin akan merasa aman dalam perlindungan Tuhan. AMIN

DOA: Tuhan pertolonganmu tetap setia kepada umat kesayang-Mu, maka kami dalam segala pergumulan senanatiasa bersandar di dalam perlindungan-Mu, sekarang sampai selama-lamaya. AMIN. (LS)