
Jl. Pierre Tendean No. 4 Kota Magelang Telp. 0293 364264 - WA. 081325854909
Nats Bacaan : Lukas 11: 29-32
Saudara" yg dikasihi Tuhan.
Setiap Manusia pasti pernah melakukan kesalahan. Disadari atau tidak, sebagai manusia yg penuh dosa tak pernah lepas dari perbuatan yg buruk di mata Tuhan.
PERTOBATAN merupakan sebuah kata yang familiar dan sekaligus perintah yang sering disebut dalam Kitab Suci untuk dijalankan oleh umat manusia. Perintah ini gampang diucapkan, tetapi tak mudah dilakukan. Pertobatan di satu sisi merupkan pilihan kita, tetapi di sisi yang lain merupakan karunia Allah berkat tuntunan Roh Kudus. Nabi Yunus diutus Tuhan untuk mewartakan pertobatan kepada orang-orang Niniwe. Seruan pertobatan itu sampai pada raja, maka seluruh kota diperintahkan untuk bertobat. Bahkan Raja membuat perintah agar semua orang Niniwe berpuasa dan memakai pakaian berkabung. Oleh karena itu, Allah berbalik dari murka-Nya dan menerima pertobatan raja beserta penduduk kota itu. Kisah ini menunjukkan bahwa Allah menanggapi permohonan umat-Nya yang bertekun dalam doa dan mau memperbarui dirinya.
Orang Yahudi dan para ahli taurat selalu menuntut tanda kepada Yesus. Permintan itu seolah-olah menunjukkan bahwa mereka merupakan orang-orang yang terbuka pada ajaran Yesus, namun sesungguhnya mereka menutup hati dan merasa diri lebih benar daripada yang lain. Yesus menegur mereka dengan keras: “Angkatan ini adalah angkatan yang jahat.” Kehadiran Yunus dan Yesus sebenarnya merupakan sebuah tanda dan ajakan bertobat. Pertobatan selalu menjadi pintu gerbang untuk mendapatkan pengampunan Allah.
Banyak orang bertanya apakah Allah mau mengampuni orang yang bertobat. Pertanyaan ini sebetulnya keliru. Seharusnya yang patut ditanyakan ialah apakah saya mau bertobat atau tidak. Allah selalu memberikan pengampunan kepada mereka yang mau bertobat. Sebab, Ia adalah Kasih dan Maha Pengampun. Namun, kita kerap menunda bahkan mengabaikan sikap tobat oleh sebab ketegaran hati. Percayalah, tak ada pengampunan tanpa keinginan untuk memohonkan rahmat dan melakukan pertobatan.
Kita harus mau bertobat kalau ingin Selamat dan mendapat Kasih dan Pengampunan. (TR)
Pokok Doa :
Peka terhadap panggilan Tuhan.
Nats Bacaan :
Lalu masuklah raja Daud ke dalam, kemudian duduklah ia dihadapan Tuhan
sambil berkata : ," Siapakah aku
ini ya Tuhan Allah dan siapakah keluargaku sehingga Engkau membawa aku sampai
sedemikian ini ? ( 2 Samuel 7 : 18)
Ketika berdoa, kita sedang berhadapan dan berkomunikasi dengan Dia yang Mahabesar, Mahakuasa, Mahamulia dan Mahakudus. Di hadapan Allah yang seperti itu, betapa kecil dan hinanya manusia. Dalam kesadaran seperti itu, selayaknya kita bersikap seperti Daud dalam doanya kepada Tuhan. Daud sangat hormat, khusyuk, sungguh-sungguh, sopan, tertib, penuh iman, dan taat kepada Tuhan.
Sering kali manusia bersikap tidak pantas di hadapan Allah dan manusia, yaitu menyombongkan diri karena merasa kaya, kuat, pandai, berkedudukan tinggi. Bahkan menyombongkan kerohanian karena merasa telah tekun berbakti kepada Tuhan serta telah berusaha melakukan segala sesuatu berdasarkan firman Tuhan.
Daud sebaliknya. Ia memberikan teladan kerendahan hati. Ia bersikap serendah-rendahnya di hadapan Allah yang Mahatinggi. Ia sadar akan keberadaannya. Daud takjub kepada Allah (19-22). Tidak ada yang seperti Allah (22). Allah yang juga telah menyelamatkan umat-Nya (23). Daud takjub, bersyukur, dan dengan rendah hati berdoa kepada Allah memohon berkat-Nya (24-29)
Sikap rendah hati itu tidak hanya ditunjukkan dalam doa saja, tetapi juga dinyatakan dalam seluruh hidup kita. Sikap rendah hati harus mendasari dan mewarnai perilaku kita dalam hidup sehari-hari, baik kepada Tuhan maupun kepada sesama, siapa pun dia dan apa pun latar belakang hidupnya.
Ada pepatah yang mengatakan: "Kerendahan hati adalah kekuatan singa yang diwujudkan dalam lembutnya burung dara". Marilah kita selalu berusaha bersikap rendah hati, baik kepada Tuhan maupun kepada sesama. Jauhkanlah diri kita dari sikap dan perilaku sombong yang selalu meninggikan diri sendiri di hadapan orang lain, terlebih di hadapan Tuhan. Tetaplah rendah hati dan berbuat yang terbaik dalam hidup ini dan bagi kehidupan ini. (MD)
Doa: Bukalah mata
hati kami untuk takjub melihat kebaikan-Mu dan dengan rendah hati menyembah-Mu
selama hidup kami.
Bulan Juli 2022, Tuhan memberkati kami menjadi sepasang suami istri yang siap untuk hidup berumah tangga. Bagi pasangan suami istri, hal yang paling ditunggu adalah adanya sang buah hati. Tak lama setelah pernikahan kami, istri dinyatakan hamil. Sebagai pasangan muda, kehamilan istri menjadi kado terindah. Dua bulan berjalan, dokter menyatakan bahwa kehamilannya Blighted ovum (kehamilan kosong) dan akhirnya harus menjalani kuret. belum ada setahun, kami diberikan kesempatan kembali. Namun, kehamilan kedua ini dokter menyatakan hamil anggur dan kembali harus ada Tindakan kuret. Kuret yang dilakukan kedua ini cukup membuat trauma, hal ini dikarenakan harus ada kuret lanjutan untuk memastikan Rahim benar – benar bersih. Sedih dan trauma rasanya tidak akan hilang secepat membalikan tangan. Dengan adanya keguguran berulang yang dialami, membuat kami harus menunda kehamilan hingga 1 tahun untuk memastikan semua baik-baik saja dan trauma mulai menghilang.
Terkadang, Tuhan memang mengizinkan segala sesuatu terjadi pada kehidupan anaknya. Hal baik, tantangan dan rintangan semua tidak terjadi secara kebetulan, melainkan semua sudah Tuhan siapkan bagi anak-anaknya. Ketika hal baik itu datang, pasti kita akan mengucap syukur. Namun, bagimana jika hal kurang baik itu datang, apakah kita akan kecewa? Bertanya – tanya mengapa ini terjadi?
Mazmur 25 : 4 mengisahkan Raja Daud yang berdoa kepada Tuhan untuk menunjukkan jalan Tuhan. Doa memohon Tuhan memberitahukan jalan yang harus kita tempuh, lebih baik dari pada sekedar bertanya “mengapa ini terjadi?”. Tuhan sudah menyiapkan segalanya yang terbaik bagi kehidupan kita, bagi masa depan kita. Tuhan memberikan segalanya tepat pada waktuNya. Ada hal baik yang Tuhan berikan. Mungkin saat ini, kita yang menginginkan keturunan, mengalami keguguran, atau keturunan belum juga Tuhan berikan, mendorong kita untuk menjadi khawatir dan menjadi overthinking.
Berkat Tuhan tidak hanya dengan keturunan, namun ada begitu banyak berkat lain yang Tuhan berikan. Coba sejenak kita lihat sekeliling, apa yang Tuhan berikan kepada kita meskipun tak kita minta, namun itu sangat berguna bagi kita. Udara yang sejuk, teman yang baik, pekerjaan yang kita jalani, lingkungan yang nyaman, keluarga penuh damai sejahtera dan banyak lagi yang Tuhan berikan kepada kita.
Sebagai pengingat kita untuk tetap bersemangat dalam menjalani kehidupan, Tuhan mengingatkan melalui
Matius 16 : 24 “Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku”
Jika
kita lihat pada versi Bahasa inggris The Message
Matius 16 : 24 “ Then Jesus went to work on his disciples. "Anyone who intends to come with me has to let me lead. You're not in the driver's seat; I am. Don't run from suffering; embrace it. Follow me and I'll show you how.
Tuhan
berkata You're not in the driver's seat; I am (Anda tidak berada di
kursi pengemudi; Sayalah).
Tuhan sang driver, Dialah yang lebih tahu jalan mana yang harus kita tempuh. Tuhan kita sang Raja, Percaya, dan jalani dengan penuh iman, berkat Tuhan selalu ada untuk kita. ---Habs---
Otak manusia itu sungguh menakjubkan. Menurut penelitian, otak manusia itu bisa menyimpan data sebesar 2,5 petabyte atau setara dengan 2.500.000 gigabyte, atau dengan ketahanan TV selama 300 tahun. Luar biasa bukan? Tetapi, mengapa seiring berjalannya waktu dan usia, kita banyak lupa? Mungkin karena memori jangka pendek kita lebih terbatas ketimbang memori jangka panjang.
Oleh sebab
itu, kita perlu melatih kembali cara kerja otak kita agar tidak mudah lupa.
Salah satunya dengan mengingat. Saat kita mencoba untuk mengingat, kita sedang
melatih otak agar bekerja dengan memberitahukan bahwa informasi ini penting,
dan harus disimpan.
Bahkan lebih
lanjut, memori otak itu terbentuk sejak usia kehamilan 4 bulan di dalam rahim,
yang dikenal sebagai memori prenatal
atau fetus.
Nehemia menuliskan
sebuah peristiwa untuk mengajak umat membuka kembali ingatan pada masa lampau.
Saat itu situasi umat sedang merendahkan diri.
Mereka
berpuasa, mengenakan kain kabung, dan menaburkan tanah di atas kepala sebagai
tanda penyesalan dosa (ayat 1). Umat diajak untuk tidak melupakan kebaikan Allah
di masa lampau dari generasi ke generasi, dimulai dari kisah penciptaan dimana
Allah memberikan hidup untuk semua makhluk (ayat.
6).
Perjanjian yang diadakan antara Allah dan nenek moyang
mereka, yaitu Abraham (ayat. 7-8); peristiwa keluarnya bangsa Israel dari tanah
perbudakan di Mesir, serta penyertaan Allah selama mengembara di padang gurun
(ayat: 9-12).Pengajaran yang diberikan melalui hukum-hukum-Nya (ayat :13-14),
hingga pemeliharaan Allah melalui kebutuhan jasmani saat di padang gurun (ayat:
15).
Melalui ingatan ini, umat dituntun untuk menyadari siapakah
diri mereka di hadapan Allah, mengakui dosa dan kesalahan, serta bisa
memperbaharui komitmen iman di hadapan Allah.
Kita juga
perlu mengingat akan kebaikan Allah sepanjang hidup. Hal-hal apa saja yang
dapat kita ingat, sehingga kita semakin bersyukur, tidak hanya keselamatan yang
sudah kita terima melalui Yesus Kristus Tuhan. Melainkan
mulai mengingat dari hal-hal kecil yang sederhana, agar iman kita diperbaharui
setiap waktu, semakin bertambah kuat dan teguh dalam mengikuti-Nya.
Doa: Ajarlah aku mengingat segala kebaikan-Mu, ya Tuhan.